Sastra anak di Indonesia dan Luar Negeri. Mengapa sastra anak terjemahan lebih laku ? Apa implikasi bagi perkembangan genre sastra anak di Indonesia ?
NAMA : PUPUT ALVIANI
NIM:10003022
Mata Kuliah : Sastra Bandingan
NIM:10003022
Mata Kuliah : Sastra Bandingan
Semester : V
Sastra
anak di Indonesia dan Luar Negeri. Mengapa sastra anak terjemahan lebih laku ?
Apa implikasi bagi perkembangan genre sastra anak di Indonesia ?
Karya sastra anak yang merupakan
jenis bacaan cerita anak-anak merupakan bentuk karya sastra yang ditulis untuk
konsumsi anak-anak. Sebagaimana karya sastra pada umumnya, bacaan sastra
anak-anak merupakan hasil kreasi imajinatif yang mampu menggambarkan dunia
rekaan, menghadirkan pemahaman dan pengalaman keindahan tertentu. Secara
konseptual, sastra anak-anak tidak jauh berbeda dengan sastra orang dewasa (adult
literacy). Keduanya sama berada pada wilayah sastra yang meliputi kehidupan
dengan segala perasaan, pikiran dan wawasan kehidupan. Yang membedakannya
hanyalah dalam hal fokus pemberian gambaran kehidupan yang bermakna bagi anak
yang diurai dalam karya tersebut.
Sastra (dalam sastra anak-anak)
adalah bentuk kreasi imajinatif dengan paparan bahasa tertentu yang
menggambarkan dunia rekaan, menghadirkan pemahaman dan pengalaman tertentu, dan
mengandung nilai estetika tertentu yang bisa dibuat oleh orang dewasa ataupun
anak-anak. Apakah sastra anak merupakan sastra yang ditulis oleh orang dewasa
yang ditujukan untuk anak-anak atau sastra yang ditulis anak-anak untuk
kalangan mereka sendiri tidaklah perlu dipersoalkan. Sebagai sebuah karya,
sastra anak-anak menjanjikan sesuatu bagi pembacanya yaitu nilai yang
terkandung di dalamnya yang dikemas secara intrinsik maupun ekstrinsik. Oleh
karena itu, kedudukan sastra anak menjadi penting bagi perkembangan anak.
Sebuah karya dengan penggunaan
bahasa yang efektif akan membuahkan pengalaman estetik bagi anak. Penggunaan
bahasa yang imajinatif dapat menghasilkan responsi-responsi intelektual dan
emosional dimana anak akan merasakan dan menghayati peran tokoh dan konflik
yang ditimbulkannya, juga membantu mereka menghayati keindahan, keajaiban,
kelucuan, kesedihan dan ketidakadilan. Sastra anak-anak yang menunjukkan kepada
anak sebagian kecil dunianya merupakan satu alat bagi anak untuk memahami dunia
kecil yang belum diketahuinya. Sastra anak dapat dijadikan sebagi alat untuk
memperoleh gambaran dan kekuatan dalam memandang dan merasakan serta menghadapi
realitas kehidupan; dalam menghadapi dirinya dan semua yang ada di luar
dirinya.
Mengapa anak-anak Indonesia lebih suka dongeng luar negeri?
Mengapa
anak-anak Indonesia cenderung menyukai dongeng-dongeng dari luar negeri, hal
inilah yang patut kita cari jawabannya. Anak-anak lebih suka dongeng dari luar
negeri karena kita sebagai orang tua kurang memperkenalkan dongeng-dongeng
dalam negeri yang tidak kalah bagus dan banyaknya dibanding dengan dongeng laur
negeri, tak hanya itu penyebab kurantg minatnya anak-anak terhadap dongeng
dalam negeri adalah dalam penyajiannya dongeng dalam negeri dirasa kurang
menarik biasanya hanya disajikan dalam buku cerita, ataupun juga dari mulut ke
mulut. Sedangkan dongeng dari luar negeri sudah banyak yang dikemas dan
disajikan dalam bentuk film ataupun kartun yang ditayangkan di televisi.
Hal
lain penyebab anak-anak lebih suka dongeng dari luar negeri adalah tidak
sedikit orang tua yang kurang memahami batapa pentingnya budaya membaca, mereka
cenderung mengabaikan kecerdasan dan intelektualitas serta tumbuh kembang anak.
Untuk membeli satu buku cerita mereka perlu berpikir berulang-ulang, apalagi
jika harganya ‘dianggap’ selangit. Ketika melampiaskan kejenuhan di tempat
hiburan mereka bisa betah berlama-lama menghabiskan waktu. Sedangkan sekedar
untuk mendongengkan sebuah cerita kepada anak menjelang tidur, para orang tua
merasa bosan/ sering tertidur. Begitulah budaya kebanyakan orang kita ketimbang
keinginan memasyarakatkan tradisi membaca. Para dewasa, khususnya orang tua
harusnya mulai berbenah terhadap minat mereka terhadap budaya baca. Harus mulai
ditanamkan dalam diri bahwa membaca buku bukanlah aktivitas yang memerlukan
keseriusan, berat dan menjenuhkan belaka. Justru membaca memberikan sensasi
petualangan intelektualitas yang mengasyikkan.
Data-data menunjukkan betapa kurang
lakunya buku-buku/cerita karya penulis lokal jika dibanding dengan karya-karya
terjemahan. Jika kita pergi ke toko buku besar, hampir dipastikan bahwa rak
yang dikerumuni lebih banyak anak-anak adalah rak buku karya terjemahan atau
komik, yang notabene juga terjemahan. Taman-taman bacaan lebih suka mengkoleksi
dan menyewakan komik daripada bacaan anak semisal novel, karena memang itulah
bacaan yang laris di kalangan anak-anak dan remaja. Perpustakaan sekolah juga
masih tertatih-tatih mengajak murid-murid membaca buku/cerita anak lokal. Jika
menilik potensi membaca secara umum sesungguhnya kita boleh sedikit lega.
Larisnya buku-buku anak baik di toko buku ataupun taman bacaan, serta
terjualnya karya tertentu dengan omzet luar biasa besar merupakan indikasi
bahwa anak-anak kita sesungguhnya mau membaca. Sayangnya mereka lebih memilih
buku-buku/cerita anak asing daripada buku/cerita anak kita sendiri.
Pertanyaannya adalah mengapa anak-anak kita tidak begitu suka membaca
karya-karya negeri sendiri, dan lebih memilih buku/cerita anak karya penulis
asing yang kita khawatirkan kurang memiliki nilai-nilai yang sesuai dengan
budaya bangsa. Ada beberapa hal yang perlu dicermati untuk menjawab pertanyaan
mengapa buku/cerita anak lokal kurang populer di kalangan pembaca anak.
Selain hal-hal tersebut keunggulan
bacaan anak terjemahan yaitu jenis bacaan ini memiliki alur cerita yang
sederhana, penyampaian pesan yang halus, ilustrasi yang baik, dan karakter
tokoh yang kuat. Sedangkan kelemahannya adalah bacaan anak terjemahan lebih
menonjolkan popularitas karakter tokoh cerita, akibatnya jalan cerita tidak
mendapat perhatian yang serius oleh penulis. Dari segi proses penerbitan,
penerbit lokal memiliki kesulitan dalam memperoleh naskah bacaan anak lokal;
proses penerbitan bacaan anak lokal yang membutuhkan waktu lama; penerbit
merasa sumber daya manusia yang menguasai teknik komputer untuk menghasilkan
ilustrasi dan tampilan buku yang artistik masih kurang. Penjualan bacaan anak
lokal kurang bagus disebabkan minat masyarakat lebih mengarah pada bacaan anak
terjemahan yang sudah memiliki karakter tokoh yang terkenal. Faktor- faktor
demikianlah yang menjadikan kenapa sastra luar lebih diminati dari pada sastra
lokal Indonesia sendiri.
Implikasi
bagi perkembangan genre sastra anak di Indonesia ?
Kurang lakunya buku-buku/cerita
karya penulis lokal jika dibanding dengan karya-karya terjemahan menjadikan
instropeksi bagi karya-karya sastra indonesia, kira-kira faktor apakah yang
menjadikan karya lokal kurang diminati. Berangkat dari hal tersebut, genre
sastra indonesia mulai berproses memahami bagaimana cara melakukan sastra
mereka agar diminati oleh anak-anak. Hal ini lah yang menyebabkan genre sastra
indonesia mulai terpengaruh oleh genre sastra dari luar. Sastra anak Indonesia,
didalamnya hanya menawarkan cerita yang seperti itu saja. Satu cerita hanya diuban
penamaan dan tempat terjadi saja, namun klimaks ceritanya sama. Mungkin hal
inilah yang menjadikan anak-anak mulai bosan dengan cerita indonesia. Sedangkan
pada cerita anak dari luar banyak cerita fantasi yang ditawarkan sehingga
imajinasi anak lebih banyak dari pada membaca sastra indonesia.
Hal-hal diatas dapat dipahami bahwa
bisa saja genre sastra indonesia dapat bercermin dari genre sastra luar, atau
bisa dikatakan penciptaan karya sastra indonesi saat ini dapat terinspirasi
oleh sastra luar. Terinspirasi disini bukan berarti menjiplak, namun hanya
menambah unsur fantasi dalam sastra indonesia sehingga anak-anak akan menyukai
sastra indonesia. Selain itu, sastra indonesia mungkin dapat dikembangkan lagi
cerita-ceritanya bukan hanya mengembangkan fantasinya. Cerita sastra indonesia
sebenarnya lebih beragam lagi dibanding sastra luar, namun mungkin penulis
indonesia sendiri yang belum menemukan cerita-cerita yang beragam tersebut. (Puput Alviani – 10003022).
0 komentar: